TUGAS 1
PENGANTAR GEOFISIKA
“ Geofisika “
OLEH
:
NAMA : ALFIAN
NIM : 60400114028
KELAS : FISIKA B
ANGKATAN : 2014
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2016
KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kita panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang bertopik “Geofisika” dengan sebaik-baiknya berdasarkan
waktu yang di telah di tentukan.
Makalah ini
telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penyusun
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penyusun menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar penyusun dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
baik kepada pembaca maupun pendengar pembaca.
Samata-Gowa,
April 2016
Alfian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode geofisika merupakan ilmu yang
mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung
oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan
(Dobrin dan Savit, 1988). Metode geofisika sebagai pendeteksi perbedaan tentang
sifat fisis di dalam bumi. Kemagnetan, kepadatan, kekenyalan, dan tahanan jenis
adalah sifat fisis yang paling umum digunakan untuk mengukur penelitian yang
memungkinkan perbedaan di dalam bumi untuk ditafsirkan kaitannya dengan
struktur mengenai lapisan tanah, berat jenis batuan dan rembesan isi air, dan
mutu air. Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu
metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang
dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan
kemudian mengukur respon yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud
disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan
magnet bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radiokativitas
bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke
dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya. Dari beberapa metode
yang dilakukan di atas, metode yang akan di pakai adalah metode magnetik.
Metode
magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang di tafsirkan dalam bentuk
distribusi bahan magnetik yang didasarkan pada pengukuran variasi intensitas
medan magnetik di permukaan bumi. Metode ini dilakukan dengan berdasarkan pada
hasil pengukuran anomali geomagnet yang diakibatkan oleh perbedaan kontras
suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah di
sekelilingnya. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada
pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan geofisika?
2.
Apa yang dimaksud dengan metode
magnetik?
3.
Bagaimana prinsip kerja metode magnetik?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan geofisika.
2.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan metode magnetik.
3.
Untuk mengetahui prinsip kerja metode
magnetik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Geofisika
Metode
geofisika merupakan ilmu yang mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat
maupun tidak terlihat langsung oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian
pada umumnya pada permukaan (Dobrin dan Savit, 1988). Metode geofisika sebagai
pendeteksi perbedaan tentang sifat fisis di dalam bumi. Kemagnetan, kepadatan,
kekenyalan, dan tahanan jenis adalah sifat fisis yang paling umum digunakan
untuk mengukur penelitian yang memungkinkan perbedaan di dalam bumi untuk
ditafsirkan kaitannya dengan struktur mengenai lapisan tanah, berat jenis
batuan dan rembesan isi air, dan mutu air. Secara umum, metode geofisika dibagi
menjadi dua kategori, yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan
dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan
dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respon yang dilakukan oleh
bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi,
medan gravitasi bumi, medan magnet bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi
serta radiasi radiokativitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit,
pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain
sebagainya. Dari beberapa metode yang dilakukan di atas, metode yang akan di
pakai adalah metode magnetik.
B.
Metode Magnetik atau Geomagnet
Metoda
Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan sifat
kemagnetan bumi. Menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang
menggambarkan distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada arah
horizontal. Dari nilai susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir /
dipisahkan batuan yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak.
Mengingat survey ini hanya bagus untuk pemodelan kearah horizontal, maka untuk
mengetahui informasi kedalamannya diperlukan metoda Resistivity 2D. Jadi, survey
geomagnet diterapkan untuk daerah yang luas, dengan tujuan untuk mencari daerah
prospek. Setelah diperoleh daerah yang prospek selanjutnya dilakukan survey
Resistivity 2D.
Metode
Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan
pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain, geofisika
mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung
oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan
(Dobrin dan Savit, 1988). Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
·
Metode pasif dilakukan dengan mengukur
medan alami yang dipancarkan oleh bumi.
·
Metode aktif dilakukan dengan membuat
medan gangguan kemudian mengukur respon yang dilakukan oleh bumi.
Medan
dalam ilmu geofisika terdiri dari 2 :
ü Medan
alami adalah misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan
magnet bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi
radiokativitas bumi.
ü Medan
buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah,
pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.
ü Medan
magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen
medan magnet bumi, yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas
kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :
§ Deklinasi
(D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang
dihitung dari utara menuju timur
§ Inklinasi
(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang
dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
§ Intensitas
Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang
horizontal.
§ Medan
magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
C. Medan
Magnet Bumi
Medan
magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan
utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International
Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun
sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata
pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu
tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian:
Medan magnet utama (main field)
Medan
magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran dalam
jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2.
Medan
magnet luar (external field)
Pengaruh
medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi
di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena
sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam
lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh
lebih cepat.
Medan
magnet anomali
Medan
magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field). Medan
magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet
seperti magnetite, titanomagnetite dan lain-lain yang berada di kerak
bumi.
Dalam
survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran adalah
variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara
garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan
medan magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar
terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta
berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk
diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan
magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah
medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula sebaliknya.
Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan
magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama bumi (Telford, 1976).
D. Metode
Pengukuran Data Geomagnetik
Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan
paling utama yang digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk
mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton
Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat
medan magnetik total. Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam survei
magnetik adalah Global Positioning System (GPS). Peralatan ini
digunaka untuk mengukur posisi titik pengukuran yang meliputi bujur, lintang,
ketinggian, dan waktu. GPS ini dalam penentuan posisi suatu titik lokasi
menggunakan bantuan satelit. Penggunaan sinyal satelit karena sinyal satelit
menjangkau daerah yang sangat luas dan tidak terganggu oleh gunung, bukit,
lembah dan jurang.
Beberapa peralatan penunjang lain yang sering
digunakan di dalam survei magnetik, antara lain (Sehan, 2001) :
·
Kompas geologi, untuk mengetahui arah
utara dan selatan dari medan magnet bumi.
·
Peta topografi, untuk menentukan rute
perjalanan dan letak titik pengukuran pada saat survei magnetik di lokasi
·
Sarana transportasi
·
Buku kerja, untuk mencatat data-data
selama pengambilan data
·
PC atau laptop dengan software seperti
Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.
·
Pengukuran data medan magnetik di
lapangan dilakukan menggunakan peralatan PPM, yang merupakan portable
magnetometer. Data yang dicatat selama proses pengukuran adalah hari, tanggal,
waktu, kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan.
Dalam
melakukan akuisisi data magnetik yang pertama dilakukan adalah menentukan base
station dan membuat station – station pengukuran (usahakan membentuk grid – grid).
Ukuran gridnya disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, kemudian dilakukan
pengukuran medan magnet di station – station pengukuran di setiap lintasan,
pada saat yang bersamaan pula dilakukan pengukuran variasi harian di base
station.
E. Pengaksesan
Data IGRF
IGRF
singkatan dati The International Geomagnetic Reference Field.
Merupakan medan acuan geomagnetik intenasional. Pada dasarnya nilai IGRF
merupakan nilai kuat medan magnetik utama bumi (H0). Nilai IGRF termasuk nilai
yang ikut terukur pada saat kita melakukan pengukuran medan magnetik di
permukaan bumi, yang merupakan komponen paling besar dalam survei geomagnetik,
sehingga perlu dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Koreksi nilai IGRF
terhadap data medan magnetik hasil pengukuran dilakukan karena nilai yang
menjadi terget survei magnetik adalan anomali medan magnetik (ΔHr0).
Nilai
IGRF yang diperoleh dikoreksikan terhadap data kuat medan magnetik total dari
hasil pengukuran di setiap stasiun atau titik lokasi pengukuran. Meskipun nilai
IGRF tidak menjadi target survei, namun nilai ini bersama-sama dengan nilai
sudut inklinasi dan sudut deklinasi sangat diperlukan pada saat memasukkan
pemodelan dan interpretasi.
F. Pengolahan
Data Geomagnetik
Untuk
memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka dilakukan koreksi
terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada setiap titik lokasi
atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF dan topografi.
1) Koreksi
Harian
Koreksi
harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan magnetik bumi
akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari. Waktu
yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan waktu pengukuran data medan
magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) yang akan dikoreksi.
Apabila nilai variasi harian negatif, maka koreksi harian dilakukan dengan cara
menambahkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data
medan magnetik yang akan dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi harian bernilai
positif, maka koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi
harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan
dikoreksi, datap dituliskan dalam persamaan
ΔH
= Htotal ± ΔHharian
2) Koreksi
IGRF
Data
hasil pengukuran medan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi dari tiga
komponen dasar, yaitu medan magnetik utama bumi, medan magnetik luar dan medan
anomali. Nilai medan magnetik utama tidak lain adalah niali IGRF. Jika nilai
medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi harian, maka kontribusi medan
magnetik utama dihilangkan dengan koreksi IGRF. Koreksi IGRFdapat dilakukan
dengan cara mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai medan magnetik total yang
telah terkoreksi harian pada setiap titik pengukuran pada posisi geografis yang
sesuai. Persamaan koreksinya (setelah dikoreksi harian) dapat dituliskan
sebagai berikut :
ΔH
= Htotal ± ΔHharian ± H0
Dimana H0 =
IGRF
3) Koreksi
Topografi
Koreksi
topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei megnetik sangat kuat.
Koreksi topografi dalam survei geomagnetik tidak mempunyai aturan yang jelas.
Salah satu metode untuk menentukan nilai koreksinya adalah dengan membangun
suatu model topografi menggunakan pemodelan beberapa prisma segiempat
(Suryanto, 1988). Ketika melakukan pemodelan, nilai suseptibilitas magnetik (k)
batuan topografi harus diketahui, sehingga model topografi yang dibuat,
menghasilkan nilai anomali medan magnetik (ΔHtop) sesuai dengan fakta.
Selanjutnya persamaan koreksinya (setelah dilakukan koreski harian dan IGRF)
dapat dituliska sebagai
ΔH
= Htotal ± ΔHharian – H0 – ΔHtop
Setelah
semua koreksi dikenakan pada data-data medan magnetik yang terukur dilapangan,
maka diperoleh data anomali medan magnetik total di topogafi. Untuk mengetahui
pola anomali yang diperoleh, yang akan digunakan sebagai dasar dalam pendugaan
model struktur geologi bawah permukaan yang mungkin, maka data anomali harus
disajikan dalam bentuk peta kontur. Peta kontur terdiri dari garis-garis kontur
yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai anomali sama, yang diukur
dar suatu bidang pembanding tertentu.
G. Reduksi
ke Bidang Data
Untuk
mempermudah proses pengolahan dan interpretasi data magnetik, maka data anomali
medan magnetik total yang masih tersebar di topografi harus direduksi atau
dibawa ke bidang datar. Proses transformasi ini mutlak dilakukan, karena proses
pengolahan data berikutnya mensyaratkan input anomali medan magnetik yang
terdistribusi pada biang datar. Beberapa teknik untuk mentransformasi data
anomali medan magnetik ke bidang datar, antara lain : teknik sumber ekivalen (equivalent
source), lapisan ekivalen (equivalent layer) dan pendekatan deret Taylor (Taylor
series approximaion), dimana setiap teknik mempunyai kelebihan dan kekurangan
(Blakely, 1995)
H. Pengangkatan
ke Atas
Pengangkatan
ke atas atau upward continuation merupakan proses transformasi data medan
potensial dari suatu bidang datar ke bidang datar lainnya yang lebih tinggi.
Pada pengolahan data geomagnetik, proses ini dapat berfungsi sebagai filter
tapis rendah, yaitu unutk menghilangkan suatu mereduksi efek magnetik lokal
yang berasal dari berbagai sumber benda magnetik yang tersebar di permukaan
topografi yang tidak terkait dengan survei. Proses pengangkatan tidak boleh
terlalu tinggi, karena ini dapat mereduksi anomali magnetik lokal yang
bersumber dari benda magnetik atau struktur geologi yang menjadi target survei
magnetik ini.
I. Koreksi
Efek Regional
Dalam
banyak kasus, data anomali medan magnetik yang menjadi target survei selalu
bersuperposisi atau bercampur dengan anomali magnetik lain yang berasal dari
sumber yang sangat dalam dan luas di bawah permukaan bumi. Anomali magnetik ini
disebut sebagai anomali magnetik regional (Breiner, 1973). Untuk
menginterpretasi anomali medan magnetik yang menjadi target survei, maka
dilakukan koreksi efek regional, yang bertujuan untuk menghilangkan efek
anomali magnetik regioanl dari data anomali medan magnetik hasil pengukuran.
Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk memperoleh anomali regional adalah
pengangakatan ke atas hingga pada ketinggian-ketinggian tertentu, dimana peta
kontur anomali yang dihasilkan sudah cenderung tetap dan tidak mengalami
perubahan pola lagi ketika dilakukan pengangkatan yang lebih tinggi.
J. Interpretasi
Data Geomagnetk
Secara
umum interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu interpretasi kualitatif
dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola kontur anomali
medan magnetik yang bersumber dari distribusi benda-benda termagnetisasi atau
struktur geologi bawah permukaan bumi. Selanjutnya pola anomali medan magnetik
yang dihasilkan ditafsirkan berdasarkan informasi geologi setempat dalam bentuk
distribusi benda magnetik atau struktur geologi, yang dijadikan dasar pendugaan
terhadap keadaan geologi yang sebenarnya.
Interpretasi
kuantitatif bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan kedalaman benda
anomali atau strukutr geologi melalui pemodelan matematis. Untuk melakukan
interpretasi kuantitatif, ada beberapa cara dimana antara satu dengan lainnya
mungkin berbeda, tergantung dari bentuk anomali yang diperoleh, sasaran yang dicapai
dan ketelitian hasil pengukuran.
K. Magnetisasi
Bumi
Medan
magnet bumi dapat diasumsikan sebagai medan magnet akibat adanya batang magnet
raksasa yang terletak di dalam inti bumi, namun tidak berimpit dengan pusat
bumi. Medan magnet ini dinyatakan sebagai vector yang mempunyai besaran dan
arah. Arahnya dinyatakan sebagai deklinasi (besar sudut penyimpangan terhadap
arah utara – selatan geografis) dan inklinasi (besar sudut penyimpangan
terhadap arah horisontal).
Kuat
medan magnet bumi sebagian besar berasal dari dalam bumi sendiri (94%) atau
internal field, sedangkan sisanya (6%.) ditimbulkan oleh arus listrik di
permukaan daripada atmosfir (external field).
L. Sifat
Magnetik Batuan
Setiap
jenis batuan yang terdapat di bumi, yang mempunyai suatu medan magnet, akan
mempunyai sifat dan karakteristik yang spesifik. Dan dengan mempelajari
karakter spesifik tersebut, maka kita akan lebih mudah dalam mencari dan
menemukan bahan batuan tersebut.
Berikut
ini pengelompokan batuan atau mineral berdasarkan sifat magnetik yang
ditunjukan oleh kerentanan magnetiknya :
1. Diamagnetik
Dalam
batuan diamagnetik atom–atom pembentuk batuan mempunyai kulit elektron
berpasangan dan mempunyai spin yang berlawanan dalam tiap pasangan. Jika
mendapat medan magnet dari luar orbit, elektron tersebut akan berpresesi yang
menghasilkan medan magnet lemah yang melawan medan magnet luar tadi mempunyai
Susceptibilitas k negatif dan kecil dan Susceptibilitas k tidak tergantung dari
pada medan magnet luar. Contoh : bismuth, grafit, gipsum, marmer, kuarsa,
garam.
2. Paramagnetisme
Di
dalam paramagnetik terdapat kulit elektron terluar yang belum jenuh yakni ada
elektron yang spinnya tidak berpasangan dan mengarah pada arah spin yang sama.
Jika terdapat medan magnetik luar, spin tersebut berpresesi menghasilkan medan
magnet yang mengarah searah dengan medan tersebut sehingga memperkuatnya. Akan
tetapi momen magnetik yang terbentuk terorientasi acak oleh agitasi termal,
oleh karena itu bahan tersebut dapat dikatakan mempunyai sifat :
·
Susceptibilitas k positif dan sedikit
lebih besar dari satu.
·
Susceptibilitas k bergantung pada
temperatur.
Contoh
: piroksen, olivin, garnet, biotit, amfibolit dll.
Dalam
benda-benda magnetik, medan yang dihasilkan oleh momen-momen magnetik atomik
permanen, cenderung untuk membantu medan luar, sedangkan untuk dielektrik-dielektrikmedan
dari dipol-dipol selalu cenderung untuk melawan medan luar, apakah dielektrik
mempunyai dipol-dipol yang terinduksi atau diorientasikan.
3. Ferromagnetic
Terdapat
banyak kulit electron yang hanya diisi oleh suatu electron sehingga mudah
terinduksi oleh medan luar.keadaan ini diperkuat lagi oleh adanya
kelompok-kelompok bahan berspin searah yang membentuk dipole-dipol magnet
(domain) mempunyai arah sama, apalagi jika didalam medan magnet luar. Mempunyai
sifat : susceptibilitas k positif dan jauh lebih besar dari satu.
Susceptibilitas k bergantung dari temperature. Contoh : besi, nikel, kobalt.
4. Antiferromagnetik
Pada
bahan antiferromagnetik domain-domain tadi menghasilkan dipole magnetic yang
saling berlawanan arah sehingga momen magnetic secara keseluruhan sangat kecil.
Bahan antiferromagnetik yang mengalami cacat kristal akan mengalami medan
magnet kecil dan suseptibilitasnya seperti pada bahan paramagnetic
suseptibilitas k seperti paramagnetic, tetapi harganya naik sampai dengan titik
curie kemudian turun lagi menurut hokum curie-weiss. Contoh : hematit (Fe2O3).
5. Ferrimagnetik
Pada
bahan ferrimagnetik domain-domain tadi juga saling antiparalel tetapi jumlah
dipol pada masing-masing arah tidak sama sehingga masih mempunyai resultan
magnetisasi cukup besar. Suseptibilitasnya tinggi dan tergantung temperatur.
Contoh : magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeTiO3), pirhotit (FeS). Berdasarkan proses
terjadinya maka ada dua macam magnet : Magnet induksi (bergantung pada suseptibilitasnya
menyebabkan anomaly pada medan magnet bumi). Magnet permanen : bergantung pada
sejarah pembentukan batuan tadi.
BENTUK
ANOMALI MAGNETIK
CONTOH
HASIL SURVEY MAGNETIK
Ayat yang berkaitan dengan materi ini yaitu pada surah Al-Baqarah ayat 22
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Metode
geofisika merupakan ilmu yang mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat
maupun tidak terlihat langsung oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian
pada umumnya pada permukaan.
2. Metoda
Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan sifat
kemagnetan bumi.
3. Pada
prinsipnya didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnet di
permukaan bumi yang diakibatkan oleh variasi distribusi benda
termagnetisasi di bawah permukaan bumi.
B. Saran
Saran pada penyusunan makalah ini diharapkan para
pembaca agar dapat memberikan kritik maupun koreksi terhadapat makalah yang
penyusun buat demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
http://bu-gis.wordpress.com/2010/12/metoda-geomagnet
Khotimah,
M.K., A.F.Radjab,M.Budiarti.2009.siklon tropis kirrily: Anomali didekat ekuator.Jakarta:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar