TUGAS 7
MAKALAH PENGANTAR GEOFISIKA
“MEKANISME TERJADINYA GEMPA BUMI”
ALFIAN
60400114028
FISIKA B
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
Bencana alam selalu menyisikan duka
dan kerugian bagi masyarakat, termasuk kehilangan orang-orang yang kita
sayangi. Bencana alam yang terjadi tidak sepenuhnya menjadi otoritas Tuhan,
tetapi terdapat juga bencana-bencana alam yang disebabkan oleh ulah manusia.
Manusia membakar hutan, membuat hutan beton diatas resapan air, hutan ditebang
dan digunduli secara tidak terkendali, ekosistem laut musnah dengan cara di
bom, adalah contoh serentetan perilaku manusia yang dapat menjadi pemicu
terjadinya bencana alam.
Salah satu bencana alam yang
disebabkan perilaku buruk manusia terhadap alam adalah bencana gema bumi
(seisme). Bencana alam gempa bumi ini biasanya terjadi tiba-tiba dan sulit
diprediksi atau diramalkan sebelumnya. Tiba-tiba bumi bergetar dengan skala
ringan sampai skala besar. Gempa bumi terjadi karena lempengan dan patahan bumi
biasanya mengalami pergeseran (gempa tektonik) atau disebabkan adanya letusan
atau tenaga dari dalam bumi (magma) yang menggetarkan permukaan bumi (gempa
vulkanik).
Wilayah indonesia termasuk salah
satu wilayah didunia yang paling rentan terjadinya gempa bumi dalam beberapa
tahun terakhir, kita mengetahui terjadinya berbagai genpa bumi yang melanda
berbagai daerah di indonesia, seperti di Niasm Sumatra Barat, Yogyakarta dan
Jawa Barat bagian selatan (Tasikmalaya, Ciamis, Cianjur, Sukabumi)
Di dalam makalah yang berjudul
MEKANISME TERJADINYA GEMPA BUMI ini, penulis menjelaskan tentang terjadinya
gempa bumi, penyebab terjadinya gempa bumi, sampai bagaimana cara mengatasi
gempa bumi.
Diharapkan dengan hadirnya makalah
ini dapat menggugah kesadaran manusia akan arti pentingnya perlidungan/
pemeliharaan alam dan dapat mendorong masyarakat untuk lebih terlibat dalam
proses pengulangan kerusakan alam. Kerusakan alam yang mengakibatkan timbulnya
berbagai bencana alam yang kerapkali melanda negara kita harus terus-menerus
dievaluasi dan menjadi pelajaran bagi kita semua yang selama ini telah
mengabaikam alam, tempat kita hidup dan pijak
Gerakan peduli terhadap alam dan
lingkungan, ,mutlak perlu terus dilakukan agar bumi ini terselamatkan dari
bencana alam yang dahsyat lagi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Tipe-Tipe Gempa Bumi dan Proses
Terjadinya
Gempa bumi atau seisme
adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi.
Menurut para ahli seismologi, terjadinya gempa bumi dapat dibedakan atas 3
macam yaitu, gempa vulkanik, gempa runtuhan, dan gempa tektonik.
1. Pengertian dan Proses Terjadinya
Gempa Vulkanik
Gempa
vulkanik yaitu gempa bumi sebagai akibat letusan gunung api. Gunung api yang
akan meletus selalu diiringi dengan gempa yang menggetarkan permukaan bumi
disekitarnya, hal ini disebabkan oleh pergerakan magma yang akan keluar dari
perut bumi ketika gunung akan meletus. Ketika magma bergerak kepermukaan gunung
api, ia akan bergerak dan memecahkan bebatuan gunung api. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya getaran yang cukup kuat dan berkepanjangan sehingga
menimbulkan gempa bumi.
Gempa vulkanik yaitu gempa bumi
sebagai akibat letusan gunung api. Gunung api yang akan meletus selalu diiringi
dengan gempa yang menggetarkan permukaan bumi disekitarnya, hal ini disebabkan
oleh pergerakan magma yang akan keluar dari perut bumi ketika gunung akan
meletus. Ketika magma bergerak kepermukaan gunung api, ia akan bergerak dan
memecahkan bebatuan gunung api. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya getaran
yang cukup kuat dan berkepanjangan sehingga menimbulkan gempa bumi.
Disamping akibat dari tumbukan
antara magma dengan dinding-dinding gunung api, gempa vulkanik juga dapat
disebabkan oleh tekanan gas pada letusan yang sangat kuat dan perpindahan magma
didalam dapur magma. Pada umumya getaran yang kuat hanya ada disekitar gunung
api itu saja. Gempa vulkanik terjadi sebelum dan selama letusan gunung api
terjadi. Gempa vulkanik hanya sekitar 7% dari jumlah gempa yang terjadi
didunia.
2. Pengertian dan Proses Terjadinya
Gempa Reruntuhan
Gempa runtuhan disebut juga tanah
terban. Gempa ini terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-rongga dibawah
tanah, seperti :
a. Daerah
kapur yang banyak terdapat sungai atau gua dibawah tanah tidak dapat
menahan menahan atap gua
b. Daerah
pertambangan yang banyak terdapat rongga-rongga dibawah tanah untuk mengambil
bahan tambang. Gempa runtuhan atau tanah terban ini jarang terjadi.
3. Pengertian dan Proses Terjadinya
Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi
yang terjadi karena adanya pergeseran antara lempeng-lempeng tektonik yang
berada jauh dibawah kulit permukaan bumi. Pergeseran lempeng-lempeng tektonik
itu menimbulkan energi yang luar biasa besarnya, sehingga menimbulkan goncangan
yang dapat kita rasakan dipermukaan bumi.
B. Skala
Kekuatan Gempa Bumi
Pada setiap peristiwa gempa bumi
yang terjadi, tentu kita pernah mendengar istilah skala richter. Semakin besar
kekuatan gempa (magnitudo), semakin besar pula kekuatan gempa yang terjadi.
Ukuran skala gempa (magnitudo) berdasarkan yang dibuat richter dapat kita lihat
pada tabel berikut.
Skala
Richter
No
|
Magnitudo
|
Ciri-Ciri/
Alibat
|
1
|
2,0 – 3,4
|
Tidak dapat dirasakan oleh
manusia, tetapi dapat direkam oleh seismograf
|
2
|
3,5 – 4,2
|
Hanya dapat dirasakan oleh
sebagian kecil orang
|
3
|
4,3 – 4,8
|
Getaran dapat dirasakan oleh
banyak orang
|
4
|
4,9 – 5,4
|
Dapat dirasakan oleh semua orang
|
5
|
5,5 – 6,1
|
Terdapat sejumlah kecil bangunan
yang rusak
|
6
|
6,2 – 6,9
|
Bangunan banyak yang rusak
|
7
|
7,0 – 7,9
|
Kerusakan bangunan lebih besar,
bangunan runtuh, rel KA bengkok
|
8
|
7,4 – 7,9
|
Terjadi kerusakan yang hebat
|
9
|
> 8,0
|
Terjadi kerusakan total, semua
bangunan runtuh, peristiwanya tergolong bencana besar
|
Gempa bumi terkuat yang pernah
terjadi sepanjang sejarah manusia adalh gempa bumi di chile, yang terjadi pada
tahun 1960 dengan kekuatan 9.5 skala richter. Sementara gempa bumi diwilayah
Indonesia yang tergolong besar pernah terjadi di Aceh yang menimbulkan tsunami
pada tanggal 26 Desember 2004 berkekuatan 8,9 skala Richter, gempa di kepulauan
Nias pada tanggal 28 mei 2005 berkekuatan 8,7 skala Richter, dan gempa bumi
Yogyakarta mei 2006 dengan kekuatamn 5,9 skal Richter.
Sebenarnya skala yang dibuat oleh Richter
bukan satu-satunya ukuran yang digunakan untukmengetahui kekuatan gempa.
Disamping skala kekuatan gempa (magnitudo) yang dibuat Richter, ada skala lain
yang bernama skala Intensitas.
Ukuran skala intensitas ini
didasarkan pada getaran yang tersisa dipermukaan bumi, misalnya dari akibat
gempa itu sendiri terhadap manusia dan alam sekitarnya. Skala intensitas ini
disebut juga skala kekuatan relatif. Skala kekuatan relatif disusun oleh
Mercalli dan Cancani terdiri dari tingkat atau intensitas I sampai dengan VII.
Namun Van Bemmelen membuat penyesuaian pengukuran yang sesuai dengan
kondisi di Indonesia.
C. Pembagian Gempa Berdasarkan
Kedalaman Hiposentrum
Disamping skala kekuatan gempa
berdasarkan intensitasnya, perlu kita ketahui kekuatan gempa disatu daerah
selain di pengaruhi oleh jaraknya dari pusat gempa diatas itu sendiri dan
kedalaman pusat gempa di dalam bumi (hiposentum). Makin dangkal hiposentrumnya,
makin kuat gempa yang dirasakan dipermukaan bumi. Oleh karena itu berdasarkan
kedalam hiposentrumnya gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Gempa dangkal, dengan kedalaman hiposentrumnya kurang
dari 60 Km
2. Gempa menengah, dengan kedalaman hiposentrumnya antara
60-300 Km.
3. Gempa dalam, dengan kedalaman
hiposentrumnya lebih dari 300 Km.
D. Kerusakan-kerusakan Yang Terjadi
Akibat Gempa Bumi
Peristiwa-peristiwa bencana bumi
selalu menimbulkan kerugian, baik berupa kerusakan infrastruktur, maupun korban
jiwa. Dari catatan sejarah gempa bumi yang pernah terjadi di sleuruh dunia
sejak 4.000 tahun yang lalu hingga kini, telah memakan korban jiwa lebih dari
13 juta orang. Sedangkan kerusakan-kerusakan yang umumnya terjadi sebagai gempa
bumi antara lain :
1.Kerusakan jalan karena terjadi keretakan, patah,
terpotong, mengalami keamblasan, longsor dipinggir jalan, aspal terkelupas dan
sebagainya.
2. Kerusakan jembatan akibat terpotongnya konstruksi
jembatan dengan jalan. Jalan yang menghubungkan jembatan mengalami ambles,
konstruksi jembaran rusak (patah, bengkok, miring, putus), pondasi jembatan ambles
kedalam tanah, dll.
3.Kerusakan bangunan dipusat perekonomian dan pemerintahan
seperti perkotaan, pusat perdagangan dan perkantoran. Bangunan-bangunan hancur
berantakan akibat guncangan gempa.
4. Turun atau amblesnya permukaan tanah hingga mengakibatkan
permukaan tanah tersebut lebih rendah dari permukaan air laut dan menjadi
tergenang oleh air laut. Contoh fenomena ini adalah guncangan gempa bumi di
pulau Nias pada tanggal 28 Maret 2005 yang menyebabkan Desa Bozihena turun
kurang lebih dari 1 meter.
Selain kerusakan fisik dan banyaknya
korban jiwa, pengaruh khusus lainnya yang merugikan sebagai akibat dari gempa
bumi, antara lain :
1. Menimbulkan dampak terhadap kesehatan umum : luka karena
retak tulang merupakan masalah yang menyebar secara luas. Rusaknya
kondisi-kondisi sanitas yang mengakibatkan terjadinya wabah penyakit.
2. Tidak tersedianya cadangan air : kemungkinan terjadinya
masalah serius yang disebabkan karena rusaknya sistem-sistem air, pencemaran
air sumber mata air yang terbuka, dan perubahan skema air.
E. Faktor-fakor yang mempengaruhi
Besarnya kerusakan dan Banyaknya Korban Akibat Gempa
Banyaknya korban jiwa yang
diakibatkan gempa bumi terjadi karena pusat-pusat kepadatan diperkotaan besar
dan daerah industri. Kebanyakan terjadi akibat dari besarnya getaran yang
menyebabkan runtuh Nya bangunan dengan struktur yang lemah.
Faktor lain yang mempengaruhi
kerusakan akibat gempa adalah lokasi, misalnya longsoran, batuan/tanah yang
mengembang, struktur geologi, goncangan air didanau/waduk, patahan dan
likuifaksi. Gempa yang besar ini dapat menimbulkan terjadinya longsoran,
retakan, patahan, likuifaksi, serta tsunami yang dahsyat pula dan banyak
memakan korban.
Disamping faktor-faktor yang
disebutkan diatas, banyaknya kerusakan dan kerugian akibat gempa juga
ditentukan oleh beberapa hal berikut ini :
1. Skala atau magnitudo gempa
2. Durasi dan kekuatan getaran
3. Jarak dan sumber gempa
terhadap perkotaan.
4. Kedalaman sumber gempa.
5. Kualitas tanah dan bangunan
6.
Lokasi bangunan terhadap perbukitan dan pantai
F. Upaya Dalam Mitigasi Gempa Bumi
Untuk mengurangi dan meredam korban
dan kerugian harta benda akibat fenomena alam yang berasal dari proses geologi
yang menyebabkan terjadinya gempa bumi, perlu dilakukan upaya Mitigasi.
Mitigasi adalah istilah gabungan yang digunakan untuk semua tindakan yang
dilakukan sebelum munculnya suatu bencana (tindakan-tindakan pra-bencana) yang
meliputi kesiapan, dan tindakan-tindakan pengurangan resiko.
G. Penanggulangan Sesudah Terjadi
Bencana Gempa Bumi
Dalam tahapan penanggulangan
bencana, pemulihan merupakan salah satu komponen penting setelah terjadinya
bencana. Sesudah bencana terjadi, biasanya korban perlu ditangani dengan cepat.
Tindakan-tindakan yang perlu
dilakukan pada tahap pemulihan bencana gempa, adalah sebagai berikut :
1). Melakukan evakuasi dan
mendirikan tenda-tenta pengungsian bagi korban.
2). Melakukan penyelamatan
3). Menyediakan bantuan medis
4). Menyediakan MCK, air minum dan
makanan
5). Menyediakan pendidikan darurat
6). Melakukan upaya pemulihan
psikologis para korban
7). Memperbaiki dan membanun kembali
gedung, sarana dan failitas lainnya.
Lempeng samudera yang rapat massa lebih besar ketika
bertumbukan dengan lempeng benua di area tumbukan (subduksi) akan bergerak
menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat
bergesekan dengan selubung bumi, yang lebih lanjut menyebabkan akumulasi energi
di area patahan dan area subduksi. Akibatnya, di sekitar area-area tersebut
terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Ketika batas elastisitas lempeng
terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi
secara tiba-tiba. Proses tersebut mengakibatkan getaran partikel ke segala arah
yang disebut sebagai gelombang gempa bumi (seismic waves). Nah, di
sekitar daerah tumbukan lempeng-lempeng itulah gempa bumi bisa terjadi.
Ayat yang berhubungan dengan materi ini yaitu
Qs.Al-Zalzalah ayat 1-8
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ
أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ
رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا
أَعْمَالَهُمْ (6)
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
“Apabila
bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan
beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi
(menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena
sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada
hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 1-8)
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas penulis
dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut :
a. Gempa bumi adalah getaran pada
permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi. Gempa bumi
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu gempa Vulkanik, gempa runtuhan dan gempa
tektonik.
b. Skala untuk mengukur kekuatan gempa
(Magnitudo) adalah Skala Richter. Skala yang dibuat oleh Richter bukan
satu-satunya ukuran yang digunaakn untuk mengetahui kekuatan gempa. Disamping
skala kekuatan gempa yang dibuat Richterm ada skala yang bernama skala
intensitas.
c. Berdasarkan kedalaman
hiposentrumnya, gempa bumi dpat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Gempa dangkal, dengan kedalam
hiposentrumnya <60 km="" span="">
2. Gempa menengah, dengan kedalaman
hiposentrumnya antara 60-300 Km.
3. Gempa dalam, dengan kedalaman
hiposentrumnya > 300 Km
d. Kerusakan yang diakibatkan oleh
gempa bumi bukan hanya kerusakan fisik saja, tetapi juga menimbulkan dampak
terhadap kesehatan umum misalnya luka karena retak tulang dan terjadinya wabah
penyakit
e. Faktor yang mempengaruhi kerusakan
akibat gempa bumi adala lokasi, misalnya longsoran, batuan/tanah yang
mengembang, struktur geologi, goncangan air danau/waduk, patahan dan
likuifaksi.
f. Mitigasi adalah istilah gabungan
yang digunakan untuk semua tindakan yang dilakukan sebelum munculnya suatu
bencana (tindakan-tindakan pra-bencana) yang meliputi kesiapan dan
tindakan-tindakan penanggulangan resiko.
g. Tindakan-tindakan yang perlu
dilakukan pada tahap pemulihan bencana gempa bumi adalah sebagai berikut :
1. Melakukan evakuasi dan mendirikan
tenda-tenda pengungsian bagi korban
2. Melakukan penyelamatan
3. Menyediakan bantuan medis
4. Menyediakan MCK, air minum dan makan
5. Menyediakan upaya pemulihan
psikologis para korban
6. Menyediakan pendidikan darurat
7. Memperbaiki dan membanun kembali
gedung, sarana dan fasilitas lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Syafrezani, sampaguita. (2010).
Tanggap Bencana Alam Gempa Bumi. Bandung:Angkasa.
Watt, Fiona.(2009). Gempa Bumi Dan
Gunung Api.Bandung:Felicity Brooks.
ww.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar