TUGAS 8
MAKALAH PENGANTAR GEOFISIKA
“GEOFISIKA EKSPLORASI”
ALFIAN
60400114028
FISIKA B
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara singkat geothermal didefinisikan sebagai panas yang berasal dari
dalam bumi. Sedangkan energi panas bumi adalah energi yang ditimbulkan oleh
panas tersebut. Panas bumi menghasilkan
energi yang bersih (dari polusi) dan berkesinambungan atau dapat
diperbarui. Sumberdaya energi panas bumi dapat ditemukan pada air dan batuan
panas di dekat permukaan bumi sampai beberapa
kilometer di bawah permukaan. Bahkan jauh lebih dalam lagi sampai pada
sumber panas yang ekstrim dari batuan yang mencair atau magma.
Tenaga panas bumi adalah listrik yang dihasilkan dari panas bumi. Panas
bumi dapat menghasilkan listrik yang reliabel dan hampir tidak mengeluarkan gas
rumah kaca. Panas bumi sebagaimana didefinisikan dalam Undang-undang Nomor 27
Tahun 2003 tentang panas bumi, adalah sumber energi panas yang terkandung di
dalam air panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang
secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi
dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Panas bumi mengalir secara
kontinyu dari dalam bumi menuju kepermukaan yang manifestasinya dapat berupa:
gunung berapi, mata air panas, dan geyser.
B. Rumusan Masalah
Dalam Makalah Eksplorasi, Saya mencoba mengangkat
masalah yang berhubungan dengan Eksplorasi itu sendiri, diantaranya :
1.
Tahapan Eksplorasi Panas Bumi
2.
Bagaimanakah Pemboran Eksplorasi Panas Bumi
C. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan Makalah Eksplorasi, antara
lain :
1.
Menjelaskan pengertian Eksplorasi Pendahuluan Dan
Eksplorasi Lanjutan
2.
Mengetahui Resiko Eksplorasi Dan Pengembangan
Lapangan Panas Bumi
BAB II
PEMBAHASAN
A. GEOFISIKA
Geofisika adalah bagian dari ilmu
bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di
dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika
ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi
melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika
yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan
bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara
vertikal maupun horisontal.
Dalam skala yang berbeda, metode
geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi,
secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk minyak
bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi
bangunan dll).
Beberapa contoh kajian dari
geofisika bumi padat misalnya seismologi yang mempelajari gempabumi, ilmu
tentang gunungapi (Gunung Berapi) atau volcanology, geodinamika yang
mempelajari dinamika pergerakan lempeng-lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik
yang digunakan dalam pencarian hidrokarbon
B. METODE
GEOFISIKA
1. Metode
Elektromagnetotelurik
Metode elektromagnetotelurik
merupakan metode geofisika yang sangat populer dan sering digunakan dalam
survey geologi, rekayasa, dan arkeologi dalam segala variasi. Akan tetapi,
analisa data dan pemodelan biasanya dilakukan setelah kembali ke base camp atau
laboratorium. Jika data dapat diproses secepat proses akuisisi, maka kita dapat
memodifikasi konfigurasi atau distribusi titik pengamatan di lapangan jika
diperlukan, sehingga akan lebih menghemat waktu dan biaya. Untuk keperluan
tersebut, maka dikembangkan suatu cara transformasi untuk mempercepat proses analisis
data, terutama untuk jumlah data yang sangat besar.
Inversi Bostick merupakan teknik
yang sederhana dan cepat untuk analisis kurva sounding tahanan jenis semu dan
fasa dari data megnetotelurik (MT). Pada metode transformasi tersebut informasi
mengenai kedalaman diperoleh dari frekuensi pengukuran atau waktu untuk metoda
elektromagnet berdasarkan prinsip skin-depth. Kemudian tahanan jenis semu
pengukuran ditransformasikan menjadi tahanan jenis efektif sehingga diperoleh
tahanan jenis sebagai fungsi dari kedalaman.
Tugas akhir ini membahas modifikasi
transformasi Bostick berdasarkan kajian empiris menggunakan model-model
sintesis yang dilakukan Meju (1995). Hal ini dimaksudkan agar diperoleh hasil
transformasi berupa tahanan jenis sebagai fungsi dari kedalaman yang lebih
realistis. Hasil modifikasi transformasi Bostick diuji menggunakan data
magnetotelurik sintesis 1-D dan 2-D. Struktur 2-D dapat diidentifikasi
menggunakan inversi data magnetotelurik 1-D selama struktur tersebut tidak
terlalu jauh menyimpang dari model 1-D (berlapis horisontal).
2. Metode
Georadar
Metode Georadar atau disebut juga
dengan metoda Elektromagnetik Subsurface Profilling merupakan salah satu metode
Geofisika untuk memetakan bawah permukaan yang relatif dangkal. Metoda ini
menggunakan prinsip-prinsip gelombang elektromagnetik yang kedalaman penetrasi
dan besarnya amplitudo yang terekam sangat tergantung pada sifat kelistrikan
dari batuan/media bawah permukaan dan frekuensi peralatan yang digunakan.
Warna penampang vertikal atau citra
rekaman georadar tersebut menunjukkan sinyal yang terekam. Warna hitam berarti
sinyal yang terekam cukup tinggi, warna putih berarti sinyalnya sangat lemah
(tidak ada sinyal). Sedangkan sinyal antaranya ditunjukkan oleh abu-abu (skala
abu-abu). Intensitas sinyal ini sebanding juga dengan amplitudo gelombang
pantul yang berkaitan dengan kontras konduktivitas.
Untuk menunjang interpretasi secara
kualitatif, distribusi harga amplitudo yang berkaitan dengan konduktivitas yang
terekam diklasifikasikan dalam bentuk warna dengan menggunakan beberapa
perangkat lunak. Hal ini diterapkan untuk kasus sedimen lempung dengan hasil
yang cukup memadai.
3.
Eksplorasi Seismik
Eksplorasi seismik adalah istilah
yang dipakai di dalam bidang geofisika untuk menerangkan aktifitas pencarian
sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan
gelombang seismik. Hasil rekaman yang diperoleh dari survei ini disebut dengan
penampang seismik.
Eksplorasi seismik atau eksplorasi
dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan
minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa
melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari
penampang seismiknya.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal
2 macam metode, yaitu:
a. Metode
seismik pantul
b. Metode seismik bias
Metode seismik merupakan salah satu
bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika
aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismic (palu,
ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam
medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai
fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk
lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama
kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang
dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi
gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan
oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada
beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh
merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu
jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan
bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Pemakaian awal observasi seismik
untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik
refraksi digunakan secara intemsif di Iran untuk membatasi struktur yang
mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik
yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali
didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Seismik bias dihitung berdasarkan
waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada
berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan
pertama (first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break
saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh
sepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh
sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai
parameter elastisitas.
Sedangkan dalam seismik pantul,
analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran awal
diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang yang
terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis
yang dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada teknologi bawah
air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak
dari bentuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. Struktur bawah
permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama
dengan seismik bias, yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas
medium.
C.PERBANDINGAN
METODE SEISMIK DENGAN METODE GEOFISIKA LAINNYA
Apabila dibandingkan dengan
metode-metode gefisika lainnya, metode seismik memiliki beberapa keunggulan dan
kelemahan, yaitu:
Metode Seismik
|
|
Keunggulan
|
Kelemahan
|
Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun
kedalaman dalam parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.
|
Banyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah survei
akan sangat besar jika diinginkan data yang baik
|
Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di
bawah permukan
|
Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan
logistik dibandingkan dengan metode geofisika lainnya.
|
Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan
stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan.
|
Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu,
membutuhkan komputer mahal dan ahli-ahli yang banyak.
|
Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung
dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap
perubahan konstanta tersebut (porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada
prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.
|
Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya
lebih mahal dari metode geofisika lainnya.
|
Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap
keberadaan hidrokarbon
|
Deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya
pembuangan limbah, tidak dapat dilakukan.
|
Berdasar kelemahan dan
keunggulannya, maka metode seismik sangat baik digunakan jika dapat
diperkirakan bahwa terdapat kontras kecepatan pada target yang diinginkan. Namun,
mengingat bahwa suatu survei geofisika disamping keunggulan metode juga harus
memperhatikan sisi ekonomisnya, maka pemilihan metode-metode yang cocok dari
‘segi ekonomis’ dan target menjadi sangat penting.
D. PERBANDINGAN
SEISMIK BIAS DAN PANTUL
Keunggulan dan kelemahan metode
seismik bias dan pantul adalah sebagai berikut.
1. Metode Bias
Metode
Bias
|
|
Keunggulan
|
Kellmahan
|
Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi sumber dan
penerima yang kecil, sehingga relatif murah dalam pengambilan datanya
|
Dalam pengukuran yang regional , Seismik refraksi
membutuhkan offset yang lebih lebar.
|
Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan kecuali
proses filtering untuk memperkuat sinyal first berak yang dibaca.
|
Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan gelombang
meningkat sebagai fungsi kedalaman.
|
Karena pengambilan data dan lokasi yang cukup kecil,
maka pengembangan model untuk interpretasi tidak terlalu sulit dilakukan
seperti metode geofisika lainnya.
|
Seismik bias biasanya diinterpretasikan dalam bentuk
lapisan-lapisan. Masing-masing lapisan memiliki dip dan topografi.
|
Seismik bias
hanya menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset)
|
|
Model yang dibuat didesain untuk menghasilkan waktu
jalar teramati.
|
2. Metode pantul
Metode
pantul
|
|
Keunggulan
|
Kelamahan
|
Pengukuran seismik pantul menggunakan offset yang
lebih kecil
|
Karena lokasi sumber dan penerima yang cukup lebar
untuk memberikan citra bawah permukaan yang lebih baik, maka biaya akuisisi
menjadi lebih mahal.
|
Seismik pantul dapat bekerja bagaimanapun perubahan
kecepatan sebagai fungsi kedalaman
|
Prosesing seismik refleksi memerluakn komputer yang
lebih mahal, dan sistem data base yang jauh lebih handal.
|
Seismik pantul lebih mampu melihat struktur yang
lebih kompleks
|
Karena banyaknya data yang direkam, pengetahuan
terhadap database harus kuat, diperlukan juga beberapa asumsi tentang model
yang kompleks dan interpretasi membutuhkan personal yang cukup ahli.
|
Seismik pantul merekan dan menggunakan semua medan
gelombang yang terekam.
|
|
Bawah permukaan dapat tergambar secara langsung dari
data terukur
|
Berdasar perbedaan-perbedaan
tersebut, teknik refleksi lebih mampu menghasilkan data pengamatan yang dapat
diinterpretasikan (interpretable). Seperti telah dinyatakan sebelumnya,
bagaimanapun juga teknik refleksi membutuhkan biaya yang lebih besar. Biaya
tersebut biasanya sangat signifikan secara ekonomis.
Karena survey refleksi membutuhkan
biaya lebih besar daripada survey refraksi, maka sebagai konsekuensinya survey
refraksi lebih senang digunakan untuk lingkup sempit/kecil. Misalnya digunakan
dalam mendukung analisis lingkungan atau geologi teknik. Sedangkan survey
refleksi digunakan dalam eksplorasi minyak bumi.
Salah satu
keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan kapan kegiatan
pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan pemboran sangat penting jika
kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan.
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan
sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah
dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan
secara menyeluruh.
Quran Surat an Nahl,
ayat 31, yang berbunyi :
Artinya:
“
... apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan
macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi
kaum yang mengambilpelajaran”.
Banyak sekali yang dapat kita petik dari alam ini, baik pemanfaatannya maupun hubungan timbal balik satu mahluk hidup yang satu dengan yang lain. Dan semuanya dalam keadaan yang seimbang. Sebagai agama ”wahyu” juga telah mengatur keberadaan sumber daya alam untuk kepemilikan, pemanfaatannya dan pengelolaan.
Banyak sekali yang dapat kita petik dari alam ini, baik pemanfaatannya maupun hubungan timbal balik satu mahluk hidup yang satu dengan yang lain. Dan semuanya dalam keadaan yang seimbang. Sebagai agama ”wahyu” juga telah mengatur keberadaan sumber daya alam untuk kepemilikan, pemanfaatannya dan pengelolaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan
eksplorasi dan pengembangan lapangan panas bumi yang dilakukan dalam usaha
mencari sumberdaya panas bumi, membuktikan adanya sumberdaya serta
memproduksikan dan memanfaatkan fluidanya dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut ;
1. Eksplorasi
pendahuluan atau Reconnaisance survei
2. Eksplorasi lanjut atau rinci (Pre-feasibility
study)
3. Pemboran Eksplorasi
4. Studi kelayakan (Feasibility study)
5. Perencanaan
B. Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan yaitu semoga apa
yang telah kita pelajari pada Eksplorasi ini dapat kita terapkan dengan
kemampuan kita masing-masing.
DAFTAR
PUSTAKA
Imambudiraharjo. 2009. Penambangan Panas Bumi
http://search.conduit.com/ResultsExt.aspx?ctid=CT2269050&SearchSource=2&q=search.conduit.com.
diakses pada tanggal 20 Juni 2012
http://nooradinugroho.wordpress.com/ Eksplorasi_Panas_Bumi.htmldiakses pada tanggal 20 juni 2012
http://nooradinugroho.wordpress.com/ Eksplorasi_Panas_Bumi.htmldiakses pada tanggal 20 juni 2012
\
Tidak ada komentar:
Posting Komentar